Remaja adalah masa
peralihan dimana seseorang itu beranjak dari masa kanak-kanak menuju dewasa.
Namun sebelum menjadi dewasa seseorang itu akan akan melalui fase perkembangan
setelah masa kanak-kanak yaitu remaja.Di fase ini seseorang itu akan mengalami
perubahan baik secara fisik maupun psikisnya serta perubahan sosial.
Pergaulan remaja masa
kini lebih banyak menggambarkan bagaimana indahnya surga dunia dan tidak
menghiraukan norma – norma agama dan kesusilaan yang ada, serta bagi mereka
yang tidak mencobanya di anggap tidak gaul.
PEMERKOSAAN
ATAS NAMA CINTA. Pemerkosaan selalu
diidentikkan dengan tindakan kekerasan atau kekejaman, di bawah tekanan atau
ancaman dan pelakunya dapat di kategorikan sebagai seorang penjahat (kriminal).
Film – film kemudian memperparah gambaran ini. Seorang pemerkosa selalu
ditampilkan dengan simbol- simbol
berwajah sangar, berjambang lebat, bertubuh hitam kekar,dan tentu saja maniak
sex, memang tidak semua gambaran- gambaran tadi salah. Akan tetapi juga tidak
sedikit dari gambaran tadi yang sangat keliru, bahkan menyesatkan.
Bentuk lain dari pemerkosaan dalam bingkai cinta
dalam sebuah bangunan ikatan mahligai pranikah yang bernama “pacaran”. Pacaran
itu sendiri adalah sebuah ikatan yang dibangun di atas komitmen dan kepercayaan
karena dipicu oleh rasa cinta dan sayang kepada pasangannya.
Seluruh kasus pemerkosaan yang terjadi di dalam
bingkai pacaran tadi ikatannya adalah atas nama “CINTA”, yang melahirkan
komitmen-komitmen dan peraturan–peraturan yang bisa jadi sebagai lahirnya
pemerkosaan itu sendiri. Misalnya baru pacaran tapi pasangan kita sudah membuat
peraturan- peraturan, jika laki- laki: Tidak boleh merokok, tidak boleh punya atau mengerjakan tugas dengan
teman cewek,
setiap hari wajib lapor
via telepon, SMS,ngapel,
wajib antar jemput
kemanapun di butuhkan.
Jika perempuan : Tidak boleh mengerjakan tugas dengan cowok lain, kemana- mana tidak boleh sendirian, pulang pergi sekolah atau kuliah harus bersama, kalau di telepon jam sekian harus sudah ada di
rumah.
Kata
orang yang sedang kasmaran “apapun ku lakukan untukmu, itu bukti cintaku”.
Banyak cara digunakan untuk mengekspresikan rasa saying terhadap pacar. Selama
tujuannya saling menguntungkan antar mereka. Indahnya kata-kata seringkali menipu
penalaran kita, sehingga kita mau melakukan apapun demi memenuhi keinginan
orang yang merayu kita.
Pada kasus ini, kata
“sayang” dan “cinta” akan dijadikan senjata yang paling ampuh untuk
pasangannya. Contoh diatas dapat dikatakan sebagai “pemerkosaan hak asasi
cinta”. Mencintai tidak sama dengan mengekang, melarang, mendikte, mengatur,
bahkan memaksa. Mencintai adalah keinginan untuk selalu memberi,
mempersembahkan yang terbaik, menjaga, menghargai pendapat, menjaga kehormatan,
dan harga diri orang yang dicintai. Katanya cinta, tapi “kehormatan” sang pacar
tidak dijaga, malah diminta sebelum tiba waktunya. Contoh tadi masuk dalam
kelompok pemerkosaan, minimal pemerkosaan terhadap hati nurani, hak untuk
tentram dan menikmati rasa nyaman.
Berikut ini adalah contoh
salah satu bentuk pemerkosaan dan pemaksaan atas nama cinta:
Co: “Ayolah dek, sekali
ini aja, mas janji...”
Ce: “Tapi adek takut
hamil, Mas...!”
Co: “Nggak, kalo cuma
sekali nggak hamil kok. Liat aja orang
yang udah menikah lima tahun malah belum hamil...”
Ce: “Sekali ini aja
ya....?”
Co: “Iyaa...!”
Contoh lainnya yang juga
biasa terjadi:
Co: “Sayang kan sama Mas.
Mas pengen banget...!”
Ce: “Bukan adek nggak
sayang mas. Tapi kita kan belum nikah. Adek takut dosa. Belum kalo adek hamil.
Gimana kasih taunya ke mama sama papa...?”
Co: “Mas juga takut dosa,
udah sekali ini kita tobat bareng-bareng. Yang penting untuk mengikat kita aja.
Biar Mas bisa total nggak tergoda yang lainnya. Dan Mas juga yakin adek udah
jadi milik mas seutuhnya?!”
Ce: “Terus kalo hamil,
gimana?”
Co: “Ya nggak usah
dimasukkin...(air maninya)!”
Ancaman-ancaman seperti
inilah yang masuk dalam kategori kelompok pemerkosaan atas nama cinta.
Pemaksaan itu dapat diungkapkan dalam rangkaian kata-kata yang halus, lemah
lembut dan penuh simpatik.
Dan kembali kita harus
menekankan bahwa mencintai itu tidak sama dengan mengekang, memaksa dengan gaya
bahasa apapun dan atas alasan apapun juga. Jika memang pasangan benar-benar
mencintai kita, maka dia akan benar-benar menjaga “kehormatan”. Menyentuhpun
dia tidak akan mau, sebelum tuntunan agama memperkenankannya.
Gaya berpacaran remaja
masa kini yang harus dihindari : Room oriented,
Love in all the time, Show,
Experiment, Just having fun
Bebas bukan berarti
“bablas” .tidak sedikit para remaja yang mengartikan kebebasan tadi sebagai
keblabasan.kebebasan harus disertai dengan rasa tanggung jawab,tidak hanya pada
diri sendiri tapi juga pada orang tua, masyarakat dan yang lebih penting kepada
TUHAN yang telah menetapkan aturan dan laranganNya dengan sangat jelas oleh
karena itu kita harus menghindari cara – cara berpacaran yang sering dilakukan
oleh para remaja seperti yang ada diatas.
Tipe-tipe cowok dan gaya pacaran
yang wajib dihindari. Misalnya tipe pacar dan teman laki-laki yang wajib untuk
dihindari: MS (maniak seks), PPB, (pendekar pemetik bunga), Kolektor, (CM
(Cowok Matre), CTS (cowok tuna susila), (TP (tukang pukul), Wasit, Perayu,
Destroyer (perusak) dan Addicted (kecanduan).
Sumber:
Wijayanto, Iip. 2003. Pemerkosaan Atas Nama Cinta, Potret Muram
Interaksi Sosial Kaum Muda.
Yogyakarta: TINTA
Stevenio, Andy. 2007. Parade ABG, Gaya “GAUL” Remaja Masa Kini.
Yogyakarta: PUSTAKA ANGGREK
B. Hurlock, Elizabeth.
1980. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar